Selasa, 08 Maret 2016

laporan pribadi KKN ABCD Ahmad Muzakki - desa Kaligunting Madiun



Pra acara
KKN UIN surabaya tahun ini memiliki 2 metode dalam pelaksanaannya, yaitu menggunakan metode PAR dan metode ABCD.   Penulis mendapatkan bagian KKN yang menggunakan metode ABCD (Asset Based Riset Community driven Development. Berbeda dengan metode PAR, yakni sebuah metode yang mengidentifikasi masalah kemudian memecahkannya (Problem Solving) KKN yang menggunakan metode ABCD tidak mengidentifikasi masalah, namun menemukan potensi dalam masyarakat kemudian mengembangkan potensi tersebut semaksimal mungkin dengan memperkirakan waktu dan kemungkinan potensi yang paling dimungkinkan bisa diraih dalam kurun waktu tersebut.



minggu 1
saya beserta 19 mahasiswa lain mendapatkan tugas KKN di desa kaligunting kecamatan mejayan kab madiun, dan menggunakan metode ABCD, dalam kelompok ini, saya ditunjuk sebagai Koordinator desa yang tugasnya sebenarnya saya sendiri belum begitu paham, sehingga saya bersikeras untuk menolak amanah tersebut, saya bingung bagaimana menentukan langkah demi langkah yang akan kita tempuh, karena itu di minggu pertama ini, saya memutuskan untuk mengadakan evaluasi dan rapat koordinasi setiap hari pukul 21.00 WIB, sehingga memungkinkan untuk lebih sering bertemu dan bertukar ide.
dalam rapat tersebut, saya sering mengungkapkan bahwa saya berterus terang secara pribadi belum memahami secara detail bagaimana melaksanakan KKN ini, bagaimana pendekatan masyarakat, terlebih bagaimana menemukan asset mereka, namun teman-teman bilang bahwa mereka sebenarnya juga tak tahu, namun akan menemani saya dalam tiap langkahnya. saya senang dengan kelompok ini dan berkomitmen untuk menyelesaikan sampai akhir.
di minggu pertama ini, teman-teman dibagi menjadi 5 kelompok untuk mendekati warga, 4 kelompok bertugas ke 4 dusun yang ada sedangkan 1 kelompok sisanya bertugas jaga di balai desa. 4 dusun tersebut adalah dusun kaligunting, dusun bulurejo, dusun kedungtelo dan dusun bungkus. disini, saya bertugas jaga sekretariat  KKN yang terletak di balai desa, disana saya dan 3 mahasiswa membantu kepala desa untuk menyusun RPJM Des, (Rencana penyusunan jangka menengah desa) yakni rencana penggunaaan anggaran desa kedepan.
banyak sekali cerita teman-teman ketika evaluasi tentang masing-masing dusun di minggu ini,  baik di dusun bungkus, kedungtelo, bulurejo maupun kaligunting, saya hanya mendengarkan mereka bercerita satu persatu dan saya senang dengan cerita tersebut, dalam batin saya, oh, gini ya kehidupan ini...
di minggu ini pula, pak kades memperkenalkan kami secara Resmi pada masyarakat di kegiatan LI (lailatul ijtima) yakni kegiatan masyarakat Nahdhatul ulama satu bulan sekali yang notabene selalu dihadiri oeh tokoh-tokoh besar mereka yang sekaligus tokoh masyarakat karena sebagian besar warga Desa kaligunting adalah Warga NU, sehingga dalam beberapa hari berikutnya kami disambut hangat oleh warga dalam kegiatan yasinan hingga kegiatan kerja bakti.

Minggu ke 2

saya dan teman-teman mulai resah karena belum bisa menentukan asset atau potensi masyarakat apa yang akan kita kembangkan, meski sudah memilik data mereka, baik pekerjaan maupun wilayah peta desa, saya secara pribadi belum bisa menentukan hal tersebut. akhirnya saya memutuskan untuk melaksanakan kegiatan KKN ini mengalir saja dengan mengikuti kegiatan masyarakat, mengajar sekolah, mengajar TPA, membantu kegiatan di pondok pesantren nailil muna, dan berkumpul dengan Karang Taruna.
saat mengikuti kegiatan tersebut, saya dan teman-teman menyelipkan program-program teman-teman KKN untuk di sosialisasi, seperti Bank sampah, Posdaya, Savings Group, termasuk pengertian KKN ABCD yang notabene masih di simpulkan oleh masyarakat secara sederhana, yakni KKN selalu mencari masalah dan menyelesaikannya, (seperti pengrrtan KKN PAR). padahal kita ingin melihat potensi mereka.


di akhir minggu kedua ini, potensi mulai terlihat, yakni mereka seperti antusias dalam keinginan mendirikan Bank sampah karena sampah di rumah mereka selalu dibakar ataupun di jual ke Rombeng (istilah intuk orang yang mengambil sampah dari rumah ke rumah kemudian di kumpulkan di pengepul) dengan harga yang sangat murah. mungkin hal tersebut yang membuat minat mereka semakin besar.

Minggu ke 3.

saat saya dan teman-teman mulai memperhatikan Bank sampah dan kemudian mengumpulkan semua karang taruna di basecamp, ada hal yang terlewat dalam pengamatan saya dan teman-teman, yakni kekompakan mereka dalam bekerja, mungkin ketika berkumpul, banyak sekali anggota yang hadir, namun ketika dilapangan, banyak yang mengeluh pada saya kalau anggota mereka itu kurang aktif, sulit berkumpul, mungkin karena desakan ekonomi, sehingga mereka memilih bekerja di kota, karena lapangan kerja di desa sendiri mungkin mereka nilai sangat sedikit. alhasil, kegiatan tersebut saya nilai tidak ada lanjutannya sehingga saya bubarkan dan berfokus pada tujuan lain.
kecewa, marah, dan bingung yang tak menentu menghantui pikiran saya, pertanyaan demi pertanyaan berputar-putar di kelapa saya, lalu apa yang kita kembangkan? bagaimana ini selanjutnya? apa aku benar-benar pantas menjadi pemimpin? saya mulai meragukan diri saya sendiri, ingin sekali rasanya menyerah dan membiarkan ini berlalu begitu saja, seperti yang sudah-sudah. rapat dan evaluasi harian di minggu ini sudah mulai terasa malas, bahkan teman-teman sendiri selalu bertanya, “eval ta pak? apa yang di eval kan? kan ndak ada apa-apa. lirik lagu “ini., bodoh namanya, hampir, tak ada tujuan pasti” menjadi lantunan dalam kata-kataku detik demi detik.



di hari ke 7 di minggu ini, saya dan teman-teman mendapat titik terang untuk menyatukan pemuda, membuat mereka sering berkumpul dulu, saya yakin dengan seringnya mereka berkumpul, ide mereka akan lebih banyak. ide tersebut adalah membuat lapangan Volly di lapangan desa yang luas itu. sebelumnya, lapangan tersebut jarang dipakai, seperti lapangan mati, hanya dibuat untuk angon wedus, teman-teman dari karang taruna menyambut usulan tersebut, sekaligus pak kepala desa, bahkan beliau menyumbang material untuk bangunan.

Minggu ke 4.      
                                                                              

inilah kehidupan nyata, dikejar laporan sambil menjadi kuli di lapangan yang akan dijadikan lapangan volly bukanlah sesuatu yang menarik, tubuh capek dan pikiran capek membuat emosi saya sering meledak-ledak, saya sering marah ke kelompok hanya karena masalah kecil, dalam tahap ini, teman-teman juga sering memarahi saya, saya pun membalasnya, ah entahlah. tapi nikmatnya ya itu pikirku. bahkan sampai saya menulis ini, laporan sudah selesai, namun lapangan masih baru tahap 40%. 

Penutupan ^_^, ( this is not a Big Deal )
dari masalah yang begitu rumit diatas, akhirnya laporan selesai juga persiapan penutupan juga sudah lumayan matang. penutupan KKN di rangkai dalam 2 acara, yakni pada hari Jumat tanggal 20 Februari '16, pagi harinya di isi dengan Jalan Sehat yang di berlangsung meriah sekali oleh anak2 SD dari dua sekolahan di kaligunting, lalu pada malam hari nya mengadakan pengajian yang dihadii karang taruna, perangkat desa dan masyarakat setempat.

dari kejadian sebelumnya, saya merasa mendapatkan ilmu yang sangat banyak, mulai dari disiplin yang harus di mulai dari diri sendiri, percaya dan benar benar percaya pada teman kelompok, respek pada orang lain hingga perbedaan pandangan dari cowok dan cewek mengenai sebuah pendapat. saya ingin apa yang saya pelajari dari KKN ini bisa saya terapkan di desa saya terlebih pada bagaimana cara bersosialisasi dengan teman se team. mungkin inilah yang dimaksud oleh orang -orang bijak dimasa lalu, "Tuhan sengaja membiarkan masalah hadir dalam kehidupan kita karena Dia tahu bahwa kita bisa mengatasinya". 



saya rasa saya lah yang paling lambat menyadari bahwa begitu istimewa nya saya karena mendapatkan teman - teman kelompok 43, farida yang anggun, bu kaji mil yang dewasa, vivi yang lucu kekanak an, tria yang manis, shofi yang keibuan, syifa yang all out dalam team, ilmi yang siang malam bekerja, ningsih yang kritis, debby yang penuh ide, ika yang rajin berkoordinasi, novi yang penyabar, ovie yang rajin dan semangat, sahli yang selalu mengingatkan time limit dengan menghitung hari, yunus/sonsin yang selalu ceria dengan karya nya, elit yang penuh strategi, yoyok yang mengedepankan kebersamaan, barry yang pokoknya ayoh jalan, dayat yang mengedepankan kerja - kerja - kerja, dan asyari yang selalu menerjemahkan keruwetan menjadi langkah2 mudah. terimakasih pada kalian, barisan para mantan, eh. lagu itu.. terimakasih maksudnya (hehehe) pada teman2 sekalian, maafkan kordes kalian yang sangat kurang ini, menurut saya, kalian semua lah kordes sebenarnya.



mungkin diantara pembaca blog saya ada yang seperti saya, takut pada hal baru, tidak punya banyak kemampuan, sering ragu, sering tidak lulus kuliah, sering gagal dalam mengubah kebiasaan kecil,  ataupun sekedar berbicara didepan umum, pesan saya adalah: "Tetap Maju dan Hadapi!" karena dari semua pengalaman saya sebelumnya, ketika saya tidak lari dari masalah itu, saya tidak takut lagi akan masalah yang sama.





di video, saya merekam semua pembangunan lapangan, jangan lupa berkunjung ke desa kaligunting yaa.

dipublikasikan tgl 8 maret 2016